Opening: Sunday - Saturday 8.30 - 21.00,Monday Closed
Tebet & Rawamangun Openinfo@klinikdentsmile.com
(+62) 852-8009-8125
Kontrol Jarang, Hasil Maksimal:
Mengenal Behel Self-Ligating bersama Dr. drg. Sudarmono Sp. Ort, M.Tr. Opsla., CIQnR., CIQaR
Behel self-ligating semakin banyak diminati oleh pasien, terutama mereka yang memiliki jadwal padat. Tidak hanya karena tampilannya yang lebih modern, namun juga karena sistem kerjanya yang memungkinkan kontrol dilakukan dalam jangka waktu lebih lama sehingga tidak perlu repot bolak-balik ke klinik gigi untuk kontrol. Untuk memahami lebih dalam mengenai keunggulan dari perawatan ini, tim Dent Smile mewawancarai Dr. drg. Sudarmono Sp. Ort, CIQnR., CIQaR, seorang dokter gigi spesialis ortodonti yang telah berpengalaman 20 tahun dan telah menangani banyak pasien dengan metode self-ligating.
Lalu bagaimana cara kerja behel self-ligating
Self Ligating 1.1 Konvensional 1.2
“Karena tidak pakai karet, self-ligating tidak punya risiko karet melar atau copot,” ujar drg. Dar. “Makanya kontrol tidak perlu sesering behel biasa, bisa setiap dua bulan sekali.” Pada behel konvensional diperlukan kontrol yang rutin setiap bulan dikarenakan karet elastisnya harus diganti, apalagi jika ada yang copot. Kalau tidak dikontrol rutin akan menyebabkan rasa tidak nyaman atau melukai jaringan mulut bahkan pergerakan gigi menjadi lebih tidak teratur.
❝Self-ligating itu butuh ketelitian ekstra❞
“Self-ligating memang tidak bisa dilakukan sembarang dokter gigi,” jelas drg. Dar. “Karena tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding behel konvensional. Dibutuhkan ketelitian dan perhitungan yang sangat akurat, terutama dalam menentukan posisi bracket pada masing-masing gigi agar bisa bekerja optimal dengan gesekan minimal.”
Menurut beliau, meskipun beliau bisa menyelesaikan pemasangan dalam waktu sekitar 30–40 menit, hal ini dicapai karena jam terbang yang tinggi. Jika dokter spesialis belum terbiasa mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama karena jika posisi meleset sedikit saja bisa mengganggu arah pergerakan gigi. Bila penempatan dilakukan dengan tepat, perubahan posisi gigi umumnya mulai terlihat dalam waktu kurang dari 6 bulan. Namun, kecepatan pergerakan gigi tetap dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas kasus dan kondisi gigi masing-masing pasien. Dengan perencanaan yang tepat dan kontrol rutin, hasil optimal tetap dapat dicapai secara efisien.
Hal ini juga didukung oleh penelitian Sardarian et al. (2014) yang menunjukkan bahwa kesalahan penempatan bracket secara vertikal sebesar 1 mm lebih gingival dari titik referensi 5 mm dapat menyebabkan gaya torsi melebihi batas klinis yang aman. Kondisi ini berisiko menimbulkan tekanan berlebih pada jaringan periodontal yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan gigi dan jaringan penyangganya.
Selain kontrol jarang, self-ligating banyak keunggulannya
Perawatan self-ligating sangat cocok untuk orang-orang dengan mobilitas tinggi, seperti usia produktif 25–44 tahun, pelajar yang tinggal di pesantren, hingga public figure. “Banyak pasien saya yang sibuk dan tidak bisa sering kontrol memilih self-ligating karena waktu kontrolnya jarang,” jelas drg. Dar. Selain frekuensi kontrol yang lebih jarang, perubahan gigi yang lebih cepat kelihatan, dan gesekan yang minim pada bracket, sistem ini juga memberikan kenyamanan lebih karena risiko makanan tersangkut lebih kecil sehingga lebih mudah menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Dari sisi harga, banyak pasien Dent Smile mempercayakan pilihan mereka pada behel Damon, salah satu bahan self-ligating ternama. Bagi yang ingin tampil lebih natural, tersedia juga Damon Clear yang transparan dan cocok untuk public figure atau profesional. Sementara itu, bagi yang ingin versi lebih ekonomis, ada juga pilihan bahan Genius, dengan sistem kerja serupa namun harga lebih bersahabat.
Jika kamu tertarik dengan perawatan self-ligating atau ingin konsultasi lebih lanjut, tim kami di Dent Smile siap membantu kamu mendapatkan senyum terbaikmu tanpa perlu repot! ????????
Daftar Pustaka:
Sardarian, A., Momeni Danaei, S., Shahidi, S., Ghodsi Boushehri, S., & Geramy, A. (2014). The effect of vertical bracket positioning on torque and the resultant stress in the periodontal ligament—a finite element study. Progress in Orthodontics, 15, 50 Progress in Orthondontics
Jl. Acordion No.8 Blok Q, Pegangsaan Dua, Kec. Klp. Gading, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14250
info@klinikdentsmile.com
(021) 21698342
© Dentsmile. All Rights Reserved.